Mentari pagi memulai kegiatannya
lebih awal hari ini. Hangatnya terasa menjalar masuk menembus jendela kamarku.
Hari ini adalah hari senin. Hari yang cerah untuk memulai kegiatan di hari ini.
Seperti biasa, “ritual” pagi untuk
pelajar SMA seperti saya ini terkadang rutin saya lakukan. Dimulai dari bangun
yang telat karena begadang nonton bola, mandi ala “bebek”, lupa menyiapkan mata
pelajaran, hingga lupa nggak sarapan! Ditambah ketinggalannya uang jajan dan
pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.
***
Pagi ini jalan raya cukup padat, angkot-angkot
yang berwarna-warni terlihat penuh dengan penumpang di dalamnya, orang tua yang
mengartakan anaknya sekolah pun terlihat antusias menjalani kegiatannya.
Seperti tidak mau ketinggalan menjalani hari ini, dengan seragam “dinas” dan
segala atribut pelajar, berangkatlah aku menuju sekolah yang menjadi rumah
keduaku.
Tidak membutuhkan waktu yang lama,
sampailah aku di sekolahku. Sekolah yang asri dengan pohon-pohon yang rimbun,
taman yang luas, penataan ruang yang baik, dan orang-orang yang ramah. Sambutan
hangat dari security sekolah dan guru-guru yang kebetulan bertemu menjadi awal
kegiatanku di sekolah ini. Seperti hari senin di awal bulan-bulan sebelumnya,
upacara bendera menjadi hidangan pembuka sebelum memulai kegiatan belajar
mengajar. Para siswa pun antusias berbaris di lapangan untuk mengikuti upacara
bendera. Upacara bendera di sekolah ini memang terbilang aneh, karena hanya di
laksanakan pada hari senin di minggu pertama setiap awal bulan. Mengapa
demikian? Ternyata kebijakan ini dilaksanakan bertujuan untuk membangkitkan
para siswa agar rasa nasionalisme tumbuh secara murni dari para siswa. Selain
itu juga, kebijakan ini berguna untuk mengurangi rasa kebosanan para siswa
terhadap upacara bendera yang selalu di laksanakan setiap hari senin pada saat
berada di jenjang SD hingga berada di jenjang SMP. Dan terbukti, para siswa
antusias mengikuti upacara di pagi ini, hanya beberapa yang terlihat kurang
antusias.