Friday, June 07, 2013

Mimpi seorang Pelajar



Mentari pagi memulai kegiatannya lebih awal hari ini. Hangatnya terasa menjalar masuk menembus jendela kamarku. Hari ini adalah hari senin. Hari yang cerah untuk memulai kegiatan di hari ini.

Seperti biasa, “ritual” pagi untuk pelajar SMA seperti saya ini terkadang rutin saya lakukan. Dimulai dari bangun yang telat karena begadang nonton bola, mandi ala “bebek”, lupa menyiapkan mata pelajaran, hingga lupa nggak sarapan! Ditambah ketinggalannya uang jajan dan pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.

***
Pagi ini jalan raya cukup padat, angkot-angkot yang berwarna-warni terlihat penuh dengan penumpang di dalamnya, orang tua yang mengartakan anaknya sekolah pun terlihat antusias menjalani kegiatannya. Seperti tidak mau ketinggalan menjalani hari ini, dengan seragam “dinas” dan segala atribut pelajar, berangkatlah aku menuju sekolah yang menjadi rumah keduaku.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, sampailah aku di sekolahku. Sekolah yang asri dengan pohon-pohon yang rimbun, taman yang luas, penataan ruang yang baik, dan orang-orang yang ramah. Sambutan hangat dari security sekolah dan guru-guru yang kebetulan bertemu menjadi awal kegiatanku di sekolah ini. Seperti hari senin di awal bulan-bulan sebelumnya, upacara bendera menjadi hidangan pembuka sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. Para siswa pun antusias berbaris di lapangan untuk mengikuti upacara bendera. Upacara bendera di sekolah ini memang terbilang aneh, karena hanya di laksanakan pada hari senin di minggu pertama setiap awal bulan. Mengapa demikian? Ternyata kebijakan ini dilaksanakan bertujuan untuk membangkitkan para siswa agar rasa nasionalisme tumbuh secara murni dari para siswa. Selain itu juga, kebijakan ini berguna untuk mengurangi rasa kebosanan para siswa terhadap upacara bendera yang selalu di laksanakan setiap hari senin pada saat berada di jenjang SD hingga berada di jenjang SMP. Dan terbukti, para siswa antusias mengikuti upacara di pagi ini, hanya beberapa yang terlihat kurang antusias.

Saturday, December 08, 2012

3days

HANYA ADA 3 HARI DALAM HIDUP INI

Yang Pertama :
HARI KEMARIN...
Kamu tak bisa mengubah apapun yang telah terjadi
Kamu tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan
Kamu tak mungkin lagi menghapus kesalahan
Kamu tak dapat lagi mengganti keputusan
dan mengulangi kegembiraan yang kamu rasakan kemarin
Biarkan saja hari kemarin menjadi kenangan indah
Biarkan saja hari kemarin menjadi pelajaran
Biarkan saja hari kemarin lewat
Biarkan saja hari kemarin berlalu.
LEPASKAN saja....

Hold or Skip?

Hold or Skip? Ya, Inilah masa-masa yang pas untuk menanyakan tentang hal ini. Sesuatu hal yang menjadi sebuah kebingungan yang nggak jelas tapi menjadi fakta (?) Bingung? Haha Saya juga bingung menuliskannya seperti apa…
Tapi begini kawan, saat ini, pertanyaan inilah yang menjadi salah satu peganggu dipikiran para pelajar. Lebih khususnya para pelajar yang duduk di bangku kelas XII SMA, termasuk saya. Kenapa bisa? Itulah yang akan kita bahas :D

Di mulai dari “Hold”.
Apasih artinya hold? Saya nggak tau pasti tapi maknanya sedikit mengerti :p
Sesuai dengan ilmu yang saya dapatkan, katanya “hold” itu artinya “tahan”.
Tahan. Iyah, dalam konteks sekarang ini yang saya maksud adalah bertahan di masa saat ini. Bertahan di sebuah masa yang sangat indah. Sebuah masa saat wajah-wajah canda tanpa keseriusan masih kental di wajah-wajah teman seangkatan. Inilah masa saat puncak keremajaan menyelimuti indah di dunia para pelajar SMA, tentram, riang, seru, happy, konyol, gokil, semua konteks masih dapat berbalut lezat dengan sebuah candaan yang cetar membahana. Hahaha Sepertinya hampir semua konteks keseruan/kerusakan/kebobrokan/keusilan/kepintaran/kebodohan/kegembelan gak ada yang luput dari masa SMA-SMA ini. xD Semua masih bisa sakarepe dewe walaupun masih harus tergantung situasi dan kondisi yang labil di setiap Rules sekolah-sekolah yang ada. Rasanya masa SMA itu masa yang paling gila yang pernah di hadapi seorang insan di dunia xp Kelahi sama temenlah, ngambek-ngambekanlah, PDKT-anlah, CLBK-anlah, galau-galau-anlah, putus-putus-anlah, alay-alay-anlah, lebay-lebay-anlah, hukum hukuman dari gurulah, di bully-bully-lah (gue banget kayaknya ini -.-), curhat-curhatanlah, musuh-musuhanlah, malu-maluanlah, dan “lah-lah-lah” yang lain yang nggak bisa di suratkan semuanya. Masa SMA itu emang gak ada habisnya, bisa di bilang “episode emasnya”-nya seorang remaja. Kalau gak percaya bisa tanya para tersangka-tersangkanya deh :D

Revolusi Bahasa

Wah, udah lama nih nggak posting artikel. Serasa belumut blog saya ini, haha -.-
Okedeh, sebelum saya akan banyak nulis artikel lagi, sedikit intermezzo dulu deh kalau entar sedikit-banyak akan ada tata bahasa yang nggak seperti biasanya di dalam artikel saya selanjutnya dan itulah yang saya akan sebut dengan Revolusi Bahasa. :)

Sunday, July 01, 2012

Ouh! Sakit!

“Luka di muka karena tamparan, mungkin akan hilang dalam beberapa hari. Tetapi, luka di hati, kagak bisa di hilangin, orang yang telah kamu lukai hatinya akan merasakan luka itu selama-lamanya. Itu yang nyita amalanmu di akhirat nanti. Iya kalau amalanmu banyak? Kalau nggak?”

Gila nih kalimat, sebuah “warning” yang benar-benar menusuk tepat ke pikiran mereka-mereka yang telah melukai hati seseorang. Mau cewek atau cowok, kalau baca kalimat ini, stidaknya pasti akan berpikir, walaupun cuma secuil.
Artikelku kali ini, cuma pengen nanya doang kok sama mereka-mereka yang pernah nyakitin lukai hati seseorang, tentang perasaan mereka gitu. Nggak terkecuali aku, aku sendiri mah nggak tau aku pernah nyakitin atau nggak. -.-
Sebenarnya, artikel ini terinspirasi dari salah satu temanku yang habis patah hati, karena perasaan. Kasian deh, dan dia sekarang trauma mempercayai seseorang terutama laki-laki. Dia patah hati dua kali mamen. -.- cekit-cekit rasanya kayaknya tuh.
Nah itu, kasian, perempuan pasti jadi korban. Ya, Alhamdulillahsaya masih penganut ajaran pacaran setelah nikah. Terserahlah kalau harus di bilangin homo atau apa, ini jalan hidupku kawan and I do love my life :D